Post by Bianca Edelstein on Jun 13, 2012 20:14:56 GMT 7
Registration Form
Visualisasi: Molly Quinn
Nama karakter: Bianca Elfaeir Edelstein
Tanggal lahir, umur: 28 Februari 1997, 15 tahun.
Ciri-ciri fisik: Berambut merah dan memiliki mata sewarna badai, campuran antara abu-abu dan biru. Berat badannya rata-rata untuk anak seusianya sementara tinggi badan sedikit lebih pendek dibanding anak lima belas tahun pada umumnya. Left handed.
Sifat karakter: Harga dirinya tinggi dan tidak suka diremehkan, walau begitu ia bisa berlaku sangat baik terhadap orang-orang yang mau mengakui kehebatannya. Easy going, ia tidak pernah kesulitan mencari teman. Sangat keras kepala serta egois kalau mood-nya terlanjur jelek. Bisa dibilang pandai, termasuk straight A student di sekolahnya. Tidak suka dengan orang-orang yang dianggapnya lemah atau pun mereka yang sudah dilabeli-nya sebagai masokis. Benci hal-hal cengeng sok romantis.
Domisili asal: San Fransisco, California, USA.
Latar belakang: Setelah kedua orang tuanya bercerai, Bee--begitu panggilan akrabnya--hanya tinggal berdua dengan sang ayah yang super sibuk sehingga hampir tidak ada waktu untuk putri semata wayangnya. Begitu pula dengan sang ibu yang terkesan telah angkat tangan dari kewajiban mengurus anak dan memulai hidup baru di luar negri. Meski begitu, ayahnya memiliki target yang tinggi untuk masa depan Bee, sehingga memaksanya selalu memperoleh grade tinggi dalam bidang akademis.
Contoh RPG:
"Bianca"
Sinar matahari menyorot masuk melalui kaca-kaca jendela, cerah serta hangat. Beberapa ekor burung berkicau di luar dan terdengar bunyi dentingan piano yang berasal dari rumah sebelah. Sudah menjadi sebuah rutinitas di kediaman keluarga Edelstein, bahwa setiap pagi Bee--begitu gadis itu biasa dipanggil--akan menyiapkan sarapan sembari telinganya tak luput menangkap barang satu saja notasi yang dihantarkan dan meski pada hakekatnya ia bukanlah penikmat fanatik musik klasik, ia tetap bisa menebak lagu apa yang tengah dimainkan Mrs. Farrar, seorang wanita yang gila piano.
Hari ini contohnya, Für Elise gubahan Beethoven. Mudah ditebak. Daging bacon diletakkan di atas penggorengan yang mendesis dan Bee hendak membiarkan dirinya berkelana dalam alunan musik ketika ayahnya mendadak memanggil. Dari nada suara kelihatannya sesuatu yang salah telah terjadi.
Mr. Edelstein menarik kursi meja makan lantas duduk, melemparkan selembar kertas selagi putrinya bergeming, manik menelusuri tiap jengkal kertas tersebut. Nilai B+ tertera paling atas lembar ujian Geografi. Seketika pipi Bee memerah. Ia menggigit bibir. Nilainya kurang, pasti begitu menurut ayahnya. Daging bacon masih mendesis di penggorengan.
"Segini sajakah kemampuanmu? Memalukan" timbre Mr. Edelstein menyiratkan kekecewaan dan Bee hanya diam biarpun dalam hati merutuki diri sendiri karena kesannya sang ayah meremehkan dirinya. "Aku tidak mau melihat yang seperti ini lagi. Ujian nanti kau harus lebih baik, mengerti?"
"Iya, ayah" Bianca berujar patuh sebelum kembali membelakangi sang ayah lantas disibukkan dengan masakannya. Mr. Edelstein membuka koran dan tampak sekilas oleh Bee berita mengenai hal yang sedang menjadi buah bibir akhir-akhir ini, sejenis virus spesies baru yang mematikan. Entahlah namun firasatnya tiba-tiba berubah buruk.